Rindu

Bergetar jari ini menulis rindu dalam puisi
Terseret oleh waktu
Meninggalkan jejak di tanah basah
Aku kira basah ini dari hujan yang membendung
Ternyata di guyur oleh air mata penderitaan
Jiwa ini hingga kering
Yang di rindukan tak jua sadar
Mata dan hati ini selalu menjaga
Tanpa berkedip dan berhenti berdetak
Tapi justru itu yang membuatku tenggelam dalam rasa takut
Aku takut jika mereka lelah menjaga pandangan dan perasaan
Entah siapa yang akan lebih dulu ingkar
Apa bibir dan telinga akan turun tangan juga?
Padahal aku sudah menahan mereka
Terutama bibir ini yang ingin berteriak aku lelah mencintaimu
Dan telinga ini
Bisikan dari angin yang menyuruhnya untuk berhenti mencinta
Tapi aku tidak sanggup menutup mata dan hati
Mata ini selalu rindu oleh senyuman itu yang di baluri sinar senja
Hati ini juga rindu, oleh sentuhan kasih yang lembut
Dari pria yang entah sekarang dimana
Rindu aku rindu
Hingga meriang tubuh ini
Di mana kau kasih?
Ketahuilah tumpukan puisi ini ingin sekali di baca olehmu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Dan Harapan Tak Bernama

surat pengingat untukmu