Keyakinan Teguh di genggamannya
Sangat erat hingga keringat membasahi tangan
Buku-buku jari memutih
Hanya untuk cinta yang takut lari darinya
Sepetik senar menggetarkan sunyi
Mengisi ruang rindu
Tubuhnya bersandar pada pelabuhan harapan dan sederet kata di kertas lusuh
Baru sadar, jika puisi ini sebegitu menariknya
Membuat Bulan tak nampak diri
Bintang yang bersembunyi
Membuat dia semakin kesepian di ujung pelabuhan
Lilin
Hanya dinyalakan ketika dibutuhkan Cahaya yang setia menemani dari gelapnya malam Cahaya yang menerangi ruang-ruang kegelapan Tapi dibalik dari kelebihan lilin Dia rapuh Begitu rapuh ketika ada angin-angun yang berhembus ke arahnya Maka angin itu akan menghilangkan cahaya Cahaya itu hilang hanya dengan hembusan angin kecil Begitu juga dengan kehidupanku Datang ketika kamu butuh Datang ketika kamu merasa bosan Menghibur/membantu kamu untuk melihat saat gelap Dan tapi aku rapuh Aku menerangi yang disekitarku Aku membantu agar kamu bisa melihat yang disekitarmu Tapi sayang aku rapuh hanya dengan angin kecil Aku tak bisa menemani tiap saat Karena aku hanya menyala dikala gelap Karena api-api itu akan melelehkanku dalam waktu sekejap Dan berilah aku waktu sejenak menemanimu Sekalipun kamu buta dengan lingkunganmu
Komentar
Posting Komentar